Tuesday, March 27, 2012

MASALAH PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN
PADA  ANAK USIA SEKOLAH

Gagal bertumbuh anak adalah suatu  keadaan dimana berat badan anak secara signifikan berada di bawah berat badan anak lainnya yang sama umur dan jenis kelaminnya. Gagal berkembang anak adalah keadaan dimana keadaan berfikir, psikososial, penciptaan rasa pada anak yang tidak mengalami peningkatan.
Penyebab biasa di sebabkan oleh factor intrinsik (berasal dari dalam anak ) ataupun faktor ekstrinsik (berasal dari lungkungn luar anak)
A.      Masalah pertumbuhan yang sering muncul adalah :
  •      Gangguan makan

Penurunan nafsu makan normal yang disebabkan oleh laju pertumbuha nyang lambat sering ditemukan pada usia sekolah.  Masalah makan bisa terjadi jika orang tua memaksa anak untuk makan atau terlalu mengkhawatirkan nafsu makan maupun kebiasaan makan anak. Anak tidak menelan makanan malahan akan memuntahkannya, terlebih jika anak sudah sangat suka dengan jajanan disekolah akibatnya pertumbuhan anak terganggu karena kurangnya asupan gizi seimbang.

  1. 2.      Gangguan tidur

Anak pada usia ini sering mengalami mimpi buruk, ini bisa disebabkan karena aktivitas anak disekolah sebelumnya. Pada saat anak mengalami  mimpi buruk, anak akan sering terbangun dimalam hari bahkan sulit untuk tidur kembali maka anak tidak akan mencapai kualitas tidur yang efektif sehingga mengakibatkan pada pertumbuhan anak.

B.      Masalah perkembangan yang sering muncul adalah :
  1.       Fobia

Fobia adalah rasa takut yang irasional dan berlebihan terhadap suatu benda, keadaan atas fungsi tubuh sesungguhnya yang tidak berbahaya.
Fobia sekolah bisa menyebabkan anak umur 6 atau 7 tahun tidak mau pergi kesekolah, anak secara langsun menolak pergi kesekolah atau mencari alasan untuk tidak pergi sekolah

  1. 2      Hiperaktivitas

Hiperaktivitas adalah tingkat aktivitas dan kegembiraan anak yang sangat tingii, yang menimbulkan rasa khawatir pada orang tua. Penyebab hiperaktivitas ini berbeda-beda, diantaranya adalah kelainan emosional atau kelainan fungsi otak. Selain itu hiperaktivita juga bisa hanya merupakan tabiat anak yang normal, yang terlaludibesar-besarkan. 


  1. 3.      Disleksia

Adalah ketidakmampuan belajar yang terutama mengenai dasar bebahasa tertentu, yang mempengaruhi kemampuan memperlajari kata-kata dan memabaca meskipun anak memiliki tingkat kecerdasan rata-rata atau diatas rata-rata.
Kasus ini sering terjadi pada anak laki-laki.

  1. 4.      Gangguan Konsentrasi & Daya Ingat.

Anak dengan gangguan konsentrasi seringkali dicap bodoh, nakal dan
pembangkang. Mereka seringkali tidak dapat duduk tenang dan mengikuti pelajaran ketika kelas berlangsung. Konsentrasi mereka mudah terpecah dan seringkali mengganggu teman sebelahnya dengan mengajak ngobrol atau melakukan tindakan yang memancing konsentrasi temannya itu. Mereka juga mudah lupa dengan sejumlah pelajaran yang dibaca sehingga butuh pengulangan. Saat mengerjakan tugas mereka juga kerap salah memahami instruksi dan lupa akan tugasnya. Tugas-tugas mereka kerapkali tidak selesai sesuai waktu yang telah ditetapkan. Sukar duduk dengan tenang, ceroboh dan terburu-buru.
Secara emosional
mereka juga pemarah dan sensitif ketika diberi teguran.


  1. 5.      Mengenal gadget


Pada zaman modern seperti ini anak pada usia sekolah sudah mengenal berbagai gadget, terutama handpone bahkan smartphone. Penggunaan gadget justru jadi bumerang bagi anak.Mereka begitu terpusat pada gadget-nya dan menghabiskan hampir separuh harinya hanya untuk ‘bermain-main’ dengan gadget. Akibatnya mereka kehilangan waktu untuk tugas sekolah, bermain dengan teman, menjalin kedekatan dengan orang tua hingga melakukan berbagai kegiatan hobi dan pengembangan fisik. Beberapa anak malah begitu terobsesi dengan sejumlah permainan dalam video game-nya. Sehingga kehilangan kemampuan memilah antara relitas dan dunia khayal.


  1. 6.      Anak tanpa Motivasi

Masalah yang cukup umum dialami anak usia sekolah salah satunya adalah:
Anak tak termotivasi belajar. Mereka memiliki kecerdasan yang baik dan memiliki lingkungan yang kaya akan stimulasi dan fasilitas. Dengan kondisi pendukung yang begitu suportif, hasil yang mereka peroleh di sekolah dan dalam sejumlah kegiatan ekskul atau hobi tak menggambarkan potensi yang mereka punya.
Jangankan memiliki jadwal belajar yang rutin, sejumlah anak bahkan telihat
ogah-ogahan.Tugas-tugas sekolah tak terselesaikan dengan baik dan tak terlihat memiliki semangat belajar. Meski motivasi berprestasi bukan bawaan lahir, motivasi perlu dikembangkan.Untuk menumbuhkan hasrat berprestasi pada anak, orang tua perlu mengenali lebih dulu masalah yang membuat mereka menjadi tak termotivasi, sehingga dapat memberikan penanganan yang tepat.

*dari berbagai sumber

1 comment: