Saya
lahir dan dibesarkan di Palembang, sejak usia 4 tahun saya sudah
bersekolah di TK Kartika Jaya II, melanjutkan ke SD dan SMP Negeri di
Palembang. Namun saat melanjutkan ke jenjang SMA saya tidak lulus ke SMA Negeri
dan memilih melanjutkan sekolah di SMA swasta di Palembang. Image "Pendidikan Negeri is the best" membuat saya kecewa tidak lulus ke SMA Negeri,
sehingga membebani pikiran saya sampai saat proses belajar berlangsung. Hal itu
membuat saya beralih dan lebih memilih kegiatan non-akademis dibandingkan
pelajaran akademis. Berawal dari keterlibatan saya di kepengurusan OSIS, saya
menemukan dunia baru yang lebih menarik dibandingkan kegiatan sebelumnya yang
sekedar mendengar, membaca, menulis, menghafal dan mendapatkan peringkat kelas.
Apa
yang sebenarnya saya cari?
Ada
satu hal yang harus saya kembangkan yaitu kreativitas. Pelajaran akademis
memang perlu, tetapi tanpa dibarengi dengan kreativitas hal itu menjadi
statis.
Lanjut
lagi ke OSIS, tugas pertama saya dalam kepengurusan OSIS adalah merumuskan program
kerja, "Program kerja? Wah... serasa punya perusahaan nih :) "
ini yang saya tangkap dari tugas pertama saya di Organisasi, maklum... anak
baru! Dan ini yang membuat saya tertarik, belajar mengaplikasikan ilmu yang
pernah saya dapat dalam pelajaran akademis (walaupun tidak semua ilmu bisa
digunakan). Sehingga memaksa saya berfikir kreatif dan bekerjasama untuk merumuskan
program kerja organisasi.
Benar
saja, berorganisasi itu lebih menyenangkan dari pada belajar di sekolah. Mengapa? Disini
saya mendapat banyak teman, memperluas pergaulan, memperluas pengetahuan, bekerja
sama dengan efektif, berbicara didepan umum dan melatih mengendalikan emosi.
Semua ini tidak saya dapatkan di kurikulum sekolah. Padahal bukankan hal-hal
ini yang akan dibawa ke masa depan (dunia kerja)?
Menurut
saya, di dunia kerja bukanlah tentang menulis 1+1=2 tetapi tentang bagaimana
cara 1+1 menghasilkan 2 ataupun 1+1 bisa menghasilkan 3.
Maksudnya?
Pikirkanlah
proses dari pada hasil, pikirkan dengan kreativitas dan berusaha menciptakan
inovasi.
Sewaktu
saya SMA saat pelajaran Matematika, guru matematika saya menugaskan untuk
membuat grafik fungsi trigonometri dan tidak hanya itu, beliau juga menugaskan
untuk mencari tahu cara mendapatkan hasil tersebut, mengapa grafik fungsi sin
berbentuk satu bukit dan satu lembah, hasil grafik fungsi cos berbentuk
setengah bukit satu lembah dan setengah bukit, hasil grafik fungsi tan
berbentuk lengkung tak sempurna?
Tugas yang diluar kebiasaan ini membuat saya
tertantang dan bergabung dengan teman-teman lain untuk memecahkan kasus tersebut. Butuh
waktu lebih dari 2 minggu untuk memecahkan kasus tersebut. Dengan kreativitas dan kerjasama,
kami berhasil menemukan cara membuat grafik fungsi trigonometri. Pujian
pastinya datang kepada kami, karena telah berhasil memecahkan kasus, tetapi
ternyata cara yang kami gunakan telah ditemukan oleh ahli matematika sebelumnya.
Walaupun demikian kami senang telah mendapatkan ilmu yang tidak didapat oleh
siswa lain. Cara ini bisa kami gunakan lagi dilain kesempatan untuk mengkaji
dan memperoleh ilmu baru yang belum pernah ditemukan sebelumnya. Sekali lagi,
ini membuktikan bahwa proses lebih penting dari pada hasil. :)
![]() |
| Add caption |
Alangkah
lebih baiknya jika kurikulum di sekolah dasar hingga menengah atas ditambah
dengan kurikulum yang lebih mengembangkan kreativitas dan menciptakan inovasi.
Jadi, guru tidak hanya mengajarkan teori dan fakta tetapi juga membimbing
muridnya dalam mengembangkan kreativitas dan inovasi sesuai dengan minat dan
bakat masing-masing siswa. Semoga Gerakan Indonesia Berkibar bisa membantu mewujudkannya :)
Jadi setelah tamat sekolah, siswa tidak hanya dapat menulis 1+1=2 tetapi dapat menemukan cara 1+1=3


No comments:
Post a Comment